Thursday, April 12, 2007

jogjakarta, april 26 2006

Suasana kota beberapa hari ini terasa sangat panas, hembusan angin yang biasanya datang menghebus menyejukkan raga, terasa percuma, dikalahkan hawa panas yang datang dari utara..

Rasa-rasanya memang ada hubungannya, antara suasana panas ini dengan gejolak di gunung merapi.. Pasti meletus! Mungkin malam ini, mungkin juga besok pagi, atau juga minggu depan,tak pasti memang, kapan dia akan muntah, toh bukan itu yang penting, merapi memang aktif, dan bisa muntah sewaktu-waktu, yang lebih penting ya, semua orang selamat, sehat, bahagia, dan sentosa. Bukankah letusan merapi juga sedikit banyak membawa keuntungan juga buat kepentingan orang banyak. Darimana coba pak Poniman, sang penambang pasir, memberikan makan ke 4 anaknya, kalo pasir di lereng gunung sudah habis. Atau, darimana sapi-sapi mbah Parijan mendapatkan rumput, kalo rumput di lereng tak bisa tumbuh karena tanahnya tak subur tanpa pupuk alami dari debu gunung merapi.

Dan gunung dengan sejuta filosofi itu pun seakan-akan mengingatkan kita, kalau memang kita sudah terikat dengan alam, karena kita memang alam itu sendiri. Begitu absurdnya seseorang ketika merasa alam diciptakan untuk dia, justru alam diciptakan terikat dengan kita, sebagai bagian dari keseimbangan dalam semesta ini.

Bicara soal panas, kayaknya juga membuat suasana hatiku ikut-ikutan panas, penat mungkin, letih iya, dan sedikit kebosanan. Ada yang lain dengan diriku akhir-akhir ini, apa mungkin mengikuti siklus panas gunung merapi ya? Rasanya ada sesuatu di kepala ini yang harus dikeluarkan, seperti magma di bawah tanah yang kuinjak ini juga meminta untuk dikeluarkan dari dalam sana. Sebuah masa dalam diriku, ketika aku merasa bosan dengan apa yang aku hadapi sekarang, ketika aku merasa sangat penat dengan segala yang kukerjakan di setiap hari-hari yang aku lewati.

Kalau sudah begini, biasanya hanya ada dua pilihan bagiku, menunggu momen itu lewat dari waktuku, atau melakukan sesuatu yang tak kalah membosankan untuk mengobati kebosanan masaku. Biasanya lagi aku lebih memilih pilihan kedua, melakukan sesuatu yang sangat membosankan, dengan harapan kebosanan itu bisa enyah secepatnya dari hadapanku. Melawan racun dengan racun sering kali lebih terbukti hasilnya daripada harus menunggu racun itu keluar dari tubuhmu.

Dan sekarang aku pun memutuskan untuk menulis sesuatu, hal yang sangat membosankan untuk dilakukan. Gak penting memang, tapi ya sudah, bosan ya bosan. Kalau kalian mau baca silahkan, gak mau juga silahkan. Tapi kalo memang kalian mau menghilangkan kebosanan, cobalah membaca blogku yang sangat membosankan ini, semoga fasa kebosanan itu segera pergi dari setiap tarikan nafasmu, amin..

”hadapilah suatu kebosanan dengan (melakukan) kebosanan lainnya..”

Satria Denta

No comments: